Kamis, 22 September 2011

Puisi: "Nasi Goreng Udang"

Kutukar kau dengan lembaran kertas di tempat keramaian
kuiris dan kupegang lembut tubuhmu
dengan hati-hati kupotong lekukan demi lekukan tubuhmu

pertumpahan darah terjadi,
sakit bertubi-tubi kualami,
air mata kian membanjiri,
ekormu... menusuk jari montokku yang indah ini..

namun aku tetap menyayangimu
aku tak menyerah begitu saja!
kuanggap ini sebuah cobaan kecil diantara kau dan aku

kukupas lembaran demi lembaran kulit halusmu
pelan-pelan... namun pasti..
begitu ceria warna tubuhmu,
aroma tubuhmu membuatku semakin ingin mengupasmu lebih banyak
dan...
pertumpahan air mata pun terjadi

kuhancurkan!! kuhancurkan semua yang telah menyakitiku!!
yang telah membuatku berdarah!
yang telah membuatku menangis!
aku tak mau melihat mereka lagi!!
kucampur kau dengan penderitaan yang sama!
diatas api neraka yang membara, diatas kepedihan luar biasa!
ya.. aku tak mau hukuman ini cukup sampai disini
kukubur kau dengan butiran putih yang juga menunggu hadirmu diluar sana!
yang juga menaruh dendam dan rasa ingin menghantammu di tempat yang sama!
kububuhi butiran butiran bumbu agar kau lebih menderita!!

ya.. ya.. ya
betapa bahagianya aku melihat kau berasap
menggebu-gebu
ditengah panasnya si api biru

kubuka pintu surga
kuraih si putih sango
kutolong kau!
kupindahkan kau ke tempat yang lebih hangat dan teduh
agar kau tahu
bahwa sebenarnya aku tetap menyayangimu
aku tak ingin kehilanganmu!
aku ingin kau menyatu di dalam tubuhku
di dalam darahku
di dalam jiwa ragaku

kumohon sayang,
singgahlah di pelabuhan terakhirmu,
perutku...